Tuesday, September 11, 2007
hanya untukmu ......Ayah
Ayah... kau adalah insan dianatara org yg ku sayang. Kau sungguh istimewa. Mungkin, tak siapa yang faham betapa aku menyayangi dan merindui dirimu. Setelah kau pergi... terasa sungguh kekosongan di hati ini. Tak dapat kunafikan... kau amat istimewa buat diriku. Setiap kelakuanmu... memang sentiasa dalam ingatanku. Jasamu tak dapat kulupakan. Kadang-kala, aku rasa seperti kehilangan yang teramat sangat tanpamu di sisiku.
Aku rindu akan dirimu wahai Ayah. Aku sering teringatkan dirimu, setiap kali aku menatap potretmu. Dengarlah wahai Ayah... aku sanjung budi dan jasamu selama kau membimbing aku. Betapa aku masih ingat lagi... ketika kau sakit dahulu. Hiba sungguh rasa hatiku bila terkenangkan saat-saat bila bersamamu. Masih ku ingat setiap detik dan saat yang berlalu. Betapa kau seperti anak kecil... yang sering perlukan aku dan Mak di sampingmu.
Ketahuilah wahai Ayah... aku menyesal mensia-siakan masa sewaktu ayah masih hidup. Walaupun aku tahu itu sudah suratan, aku masih menyalahkan diriku kerana tidak menghargai masa bersama sebelum pemergianmu. Alangkah ruginya aku kerana tak dapat berjasa kepadamu hingga ke akhir hayatmu. Aku sering rindu akan gurauan mu. Ingin ku bermanja denganmu seperti dulu. Tapi apakan daya... Tuhan lebih menyayangi dirimu.
Belum pun sempat aku menamatkan pelajaranku di tingkatan 5... kau pergi meninggalkan aku. Ingin sekali ku membalas jasamu dengan titik peluhku sendiri. Memang itu azamku. Bila terkenang kan dirimu...semangatku semakin kental untuk meringankan bebanmu.
Termenung sendirian mengenangkan dirimu ayah. Maafkanlah diri ini... wahai Ayah!!! Aku sayang dirimu, Ayah...
Emma's
Aku rindu akan dirimu wahai Ayah. Aku sering teringatkan dirimu, setiap kali aku menatap potretmu. Dengarlah wahai Ayah... aku sanjung budi dan jasamu selama kau membimbing aku. Betapa aku masih ingat lagi... ketika kau sakit dahulu. Hiba sungguh rasa hatiku bila terkenangkan saat-saat bila bersamamu. Masih ku ingat setiap detik dan saat yang berlalu. Betapa kau seperti anak kecil... yang sering perlukan aku dan Mak di sampingmu.
Ketahuilah wahai Ayah... aku menyesal mensia-siakan masa sewaktu ayah masih hidup. Walaupun aku tahu itu sudah suratan, aku masih menyalahkan diriku kerana tidak menghargai masa bersama sebelum pemergianmu. Alangkah ruginya aku kerana tak dapat berjasa kepadamu hingga ke akhir hayatmu. Aku sering rindu akan gurauan mu. Ingin ku bermanja denganmu seperti dulu. Tapi apakan daya... Tuhan lebih menyayangi dirimu.
Belum pun sempat aku menamatkan pelajaranku di tingkatan 5... kau pergi meninggalkan aku. Ingin sekali ku membalas jasamu dengan titik peluhku sendiri. Memang itu azamku. Bila terkenang kan dirimu...semangatku semakin kental untuk meringankan bebanmu.
Termenung sendirian mengenangkan dirimu ayah. Maafkanlah diri ini... wahai Ayah!!! Aku sayang dirimu, Ayah...
Emma's
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment